TZ

TOUCHZINE


About TouchZine

Suatu sore Aku duduk di tepi pantai menatap sang mentari yang mulai tenggelam. Di sana tampak begitu tenang dan jauh dari kebisingan. Entah apa yang terpikirkan olehku sehingga aku bisa sampai di sana, mungkin ini sebuah pelarian atau entahlah aku juga tidak tahu.

Angin kala itu bertiup cukup kencang membuat air laut begitu antusias memukul tumpukan pencahan batu karang di sekitar. Bunyi gelombang laut dan pemandangan birunya laut mengingat bagaimana aku beberapa tahun yang lalu.

Aku mulai menyadari betapa berartinya suasana ini saat aku berada di suatu tempat yang benar-benar berbeda sekarang. Kala itu aku benar-benar merindukan suasana ini. Aku ingin sekali melihat laut secara langsung karena tempat dimana aku tinggal jauh dari pantai. Aku ingin sekali merasakan bagaimana rasanya duduk sendirian di tepi pantai sambil memandang birunya laut dan menikmati setiap hal kecil di sana. Kedengarannya memang cukup konyol tapi harus bagaimana lagi ini yang aku rasakan kala itu.

Namun semuanya itu tidak berarti lagi bagiku dan semuanya terasa biasa saja sekarang. Riak-riak gelombang laut dan birunya laut adalah pemandangan yang biasa bahkan bukan suatu hal penting untuk disinggung.

about touchzine - diperankan oleh model Tresna

Inilah yang terjadi saat aku pertama kali mengenal sebuah media bernama blog tahun 2009 lalu. Aku hanya mengenal namanya tapi tidak pernah membuatnya, bahkan mencari tahu bagaimana mereka, orang yang berada di belakang situs tersebut tidak pernah. Aku hanya sebatas figuran (penikmat) yang statusnya benar-benar pengunjung biasa.

Perlahan-lahan rasa ingin tahu menghampiriku dengan sendirinya bahwa aku juga bisa membuat hal yang sama. Aku juga bisa membuat blog yang bisa menampilkan hal-hal yang aku sukai, entah itu apa yang aku dengar, aku lihat, atau aku baca.

Seperti merindukan laut di atas pegunungan terisolasi yang jauhnya bermil-mil dari pantai, ide itu hanya sebatas keinginan saja dan tidak terwujud dalam waktu dekat karena keterbatasan koneksi internet dan tertu saja karena masalah ekonomi yang sangat pas-pasan.

Rasanya tidak mungkin bagiku untuk mengorbankan apa yang telah aku miliki untuk sesuatu yang belum jelas.

Aku akhirnya berhasil membuat sebuah blog tapi dengan tampilan apa adanya. Blog tersebut hanya mengandalkan apa yang disediakan oleh penyedia layanan blog seperti-

about touchzine - power 2005 in white dress

wordpress.com dan blogspot tanpa pernah tahu bahwa di balik sebuah blog kita benar-benar bisa berpetualang dengan apa yang namanya desain.

Tidak hanya sekedar sebuah media menulis di dunia maya tapi kita juga bisa mengekplorasi lebih jauh untuk menghasilkan tampilan yang sesuai dengan kita inginkan.

Karena sebelumnya blog hanya sebuah media percobaan bagi saya dengan pengetahuan yang ala kadarnya, terkadang membuat aku malu blog aku tersebut diketahui oleh orang lain terutama para blogger yang sudah banyak tahu tentang seluk-beluk blog.

Aku tidak cukup percaya diri bahwa blogku ini cukup layak untuk dibaca atau bahkan dikomentari.

Perkenalanku dengan sebuah blog yang mengadopsi konsep blogazine membuat aku memberanikan diri untuk membuat blog ini dengan konsep yang sama meski dengan skill html dan css apalagi jquery yang sangat sangat terbatas.

Blogazine, adalah sebuah blog yang mengadopsi konsep yang terdapat pada majalah dimana setiap tampilan halamannya berbeda tergantung pada isi artikel. Setiap artikel atau postingan punya desain yang unik yang biasanya disesuaikan dengan topik.

Tentu saja ini bukan hal yang mudah bagiku, terutama dalam hal pencarian ide-ide keratif.

Namun, dalam hal ini ada satu hal penting yang aku rasakan bahwa aku bisa belajar banyak hal dari konsep yang tidak lazim mengingat kepridian saya yang pendiam dan sangat kaku.

Mungkin konsep yang seperti majalah cukup memakan waktu yang cukup banyak dalam hal mendesain dan mengikis waktu untuk menulis, namun ada sebagian orang yang mendapat inspirasi untuk melihat karena setelah melihat sesuatu, setelah menggambar ia tahu apa yang akan dia tulis di sisi kanan, kiri, atas, bawah atau bagian tengah dari gambarnya.

Blog yang mengandopsi konsep blogizine benar-benar dituntut untuk kreatif dan sangat cocok sebagai media pembelajaran. Aku benar-benar berselancar di dalamnya, di antara derau-derau pilihan untuk menemukan sesuatu yang benar-benar aku sukai, menemukan sesuatu yang indah untuk ditampilkan dan berharap orang lain juga bisa merasakan hal yang sama yang aku rasakan.

Inilah Touchzine, sebuah blog dengan konsep blogazine apa adanya. Pastinya, blog ini masih jauh dari bagus dan tidak seeksotik blog-blog lain yang mengadopsi konsep yang sama.

Seorang di balik blog ini hanyalah silent reader yang ingin berpetualang di dunia maya, suatu kerinduan sama seperti saat ia merindukan birunya laut di suatu tempat terisolasi yang bermil-mil jauhnya dari pantai.

4 komentar

TZ

Posting Komentar

Komentar TouchZineTouchZine mengatakan...

OK-lah, memamerkan sedikit rasa narsisme kayaknya tidak terlalu bermasalah.

Masalahnya adalah, orang2 yang related dengan foto tersebut mungkin akan menjerit histeris melihatnya.

Komentar aryanaryan mengatakan...

Manteb banget... saya bikin posting aja gak bisa se rapih ini kata2 nya... kalo desainnya... saya cuman bisa nyontek.. :( salam kenal

Komentar bro eserbro eser mengatakan...

Sedikit narsis itu diperlukan bro biar blog bisa lebih berwarna

Komentar Bayu HandonoBayu Handono mengatakan...

waww pakek blogspot tapi seperti tampilan blogazine wordpress :D